KOMPAS/KELVIN HIANUSA
Ikon wisata Perancis, Menara Eiffel pada Rabu (24/7/2024) petang, dua hari jelang pembukaan Olimpiade Paris 2024. Situasi di sekitar menara sepi, tak ada turis seperti biasanya di area dekat Sungai Seine karena akses dibatasi. Sungai Seine akan menjadi lokasi upacara pembukaan Olimpiade.
Bagi sebagian besar atlet, tampil di Olimpiade adalah impian terbesar. Bisa berlaga di pesta olahraga bangsa-bangsa dunia ini sudah menjadi pencapaian tertinggi, apalagi jika bisa bersaing naik podium dan meraih medali.
Sesuai dengan semboyan Olimpiade, yakni citius, altius, fortius, atau lebih cepat, lebih tinggi, dan lebih kuat, hanya para atlet terbaik yang bisa berlaga di ajang ini. Proses latihan dan kualifikasi menuju Olimpiade adalah perjalanan panjang yang melelahkan dan berpeluang menyisakan kekecewaan bagi atlet yang gagal lolos. Dengan demikian, sangat mungkin terjadi suatu negara meloloskan ratusan atlet, dan negara lain tidak dapat meloloskan satu pun atletnya ke Olimpiade.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024 Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya. Mulai Baca
Namun, saat Olimpiade Paris 2024 dibuka dengan meriah di tepian Sungai Seine, Paris, Jumat (26/7/2024) atau Sabtu (27/7) dini hari WIB, akan ada perwakilan atlet dari 204 Komite Olimpiade Nasional (NOC) dari 204 negara akan berparade di Sungai Seine. Selain itu, ada kontingen atlet pengungsi serta kontingen atlet individual yang mewadahi 32 atlet dari Rusia dan Belarus. NOC kedua negara itu dilarang mengikuti Olimpiade terkait dengan dukungan pada serangan Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Sungai Seine, Saksi Sejarah Baru Olimpiade
Partisipasi semua anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) ini dimungkinkan karena IOC menyediakan kuota peserta yang disebut ”Universality Places” untuk memberi kesempatan kepada negara yang hanya punya sedikit wakil, bahkan tanpa wakil, untuk tampil di Olimpiade. Dalam laman resmi Olimpiade Paris 2024 disebutkan, alokasi yang dalam bahasa awam kerap disebut wildcard ini diberikan untuk meningkatkan keragaman negara peserta dan memberi peluang kepada semua negara anggota IOC berlaga di Olimpiade.
KOMPAS/KELVIN HIANUSA
Para pemilik akreditasi Olimpiade Paris 2024 diizinkan mendekati Menara Eiffel di area sekitar sungai pada Rabu (24/7/2024). Namun, mereka harus menunjukkan paspor dan isi tas terlebih dulu. Ribuan polisi berjaga di sekitar area menara jelang pembukaan Olimpiade.
Kuota Universality Places ini diberikan bagi negara yang hanya mengirimkan rata-rata delapan atlet atau kurang dari jumlah itu pada dua Olimpiade terakhir di Rio de Janeiro 2016 dan Tokyo 2020. Alokasinya diatur oleh Komisi Tripartit Olimpiade, yang terdiri atas perwakilan IOC, Asosiasi Komite Olimpiade Nasional (ANOC), dan Asosiasi Federasi Olahraga Internasional Olimpiade (ASOIF).
Dengan ketentuan ini, terdapat 93 negara yang berhak mengajukan kuota Universality Places. Sebanyak 35 negara berada di Afrika, 18 negara dari Benua Amerika, 17 negara Asia, 14 negara Oseania/Pasifik, dan sembilan negara Eropa. Mereka dapat mengajukan kuota atlet pada cabang yang diinginkan sesuai dengan ketentuan teknis dari ASOIF.
Komisi Tripartit kemudian akan memproses usulan ini. Sejumlah kriteria digunakan untuk menilai, seperti keterwakilan negara, kemampuan teknis atlet, keseimbangan jender, dan perwakilan tiap benua, dengan mempertimbangkan preferensi dari ANOC dan ASOIF. Hasil penilaian ini yang digunakan untuk menentukan kuota atlet dan cabang olahraga untuk setiap NOC yang memenuhi syarat.
Baca juga: Mengapa Olimpiade Paris 2024 Unik?
Dari 32 cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade Paris 2024, sebanyak 26 cabang olahraga perorangan menyediakan kuota Universality Places. Khusus dua cabang dengan nomor pertandingan terbanyak, yakni atletik dan renang, kuota tiap negara ditentukan langsung oleh kedua induk cabang olahraga, World Athletics dan World Aquatics, tanpa melalui Komisi Tripartit.
Atletik dan renang
Indonesia yang mengirimkan masing-masing 28 atlet pada Olimpiade Rio 2016 dan Tokyo 2020 tidak memenuhi syarat mendapat kuota Universality Places melalui Komisi Tripartit. Namun, karena tidak ada atlet Indonesia yang lolos kualifikasi di cabang atletik dan renang, Indonesia pun mendapat alokasi di dua cabang ini.
World Athletics hanya menyediakan alokasi Universality Places di tiga nomor, yakni lari 100 meter, 800 meter, dan maraton. Pada 25 Juni 2024, Komite Olimpiade Indonesia memastikan sprinter Lalu Muhammad Zohri dapat tampil di Paris pada nomor 100 meter putra.
Partisipasi semua anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) ini dimungkinkan karena IOC menyediakan kuota peserta yang disebut Universality Places.
Bagi Zohri, ini kali kedua dirinya tampil di Olimpiade. Pada kesempatan pertama di Tokyo 2020, Zohri lolos melalui kualifikasi dengan catatan waktu 10,03 detik. Catatan waktu ini melampaui limit waktu kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 di nomor 100 meter, yakni 10,05 detik.
Di Paris 2024, limit waktu kualifikasi untuk lolos di nomor bergengsi ini dipertajam menjadi 10,00 detik. Zohri yang berjuang sampai saat terakhir belum mampu mengejar catatan waktu tersebut sehingga diajukan untuk mendapat kuota Universality Places.
KOMPAS/REBIYYAH SALASAH
Sprinter Indonesia, Lalu Muhammad Zohri, berlatih di trek Stadion Madya, kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2024), dalam persiapan menuju Olimpiade Paris 2024.
Peluang ini pun tak ingin disia-siakan Zohri, yang menetapkan target menjadi manusia Asia Tenggara pertama yang berlari di bawah 10 detik. Dia berharap keinginan itu bisa terwujud di Paris. ”Di Olimpiade ini, saya targetkan waktu di bawah 10 detik,” ucapnya (Kompas.id, 13/7/2024).
Baca juga: Zohri, dari Perubahan Teknik Lari hingga Tekad Menjaga Ambisi
Adapun di cabang renang, dua perenang Indonesia lolos melalui alokasi Universality Places, yakni Joe Aditya Wijaya Kurniawan dan Azzahra Permatahani. Joe Aditya akan turun di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putra, sedangkan Azzahra di nomor 200 meter gaya ganti putri.
”Selama 12 bulan terakhir, mereka adalah perenang dengan peringkat terbaik nasional yang dipilih World Aquatics,” ujar Ketua Umum Akuatik Indonesia Anindya N Bakrie, yang juga Chef de Mission Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024, saat pelepasan atlet di Jakarta, dua pekan lalu.
Cabang olahraga beregu
Karena terbatasnya kuota tim peserta, enam cabang olahraga beregu Olimpiade, yakni sepak bola, bola voli, bola basket, bola tangan, rugbi tujuh, dan hoki tidak menyediakan kuota Universality Places. Hanya 12 negara yang lolos di setiap cabang beregu, baik putra maupun putri, kecuali sepak bola putra yang diikuti 16 negara.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Warga menonton siaran langsung laga Indonesia U-23 lawan Guinea U-23 pada babak playoff Olimpiade Paris 2024 di salah satu warung kopi di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (9/5/2025). Indonesia U-23 kalah 0-1 pada laga itu dan gagal lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Oleh karena itu, keenam cabang ini mengadopsi konsep keterwakilan kontinental dengan cara masing-masing. Pada umumnya, cara yang dipakai adalah meloloskan tim peringkat terbaik setiap kontingen di luar jalur kualifikasi.
Cara ini, misalnya, dipakai bola voli. Sebanyak enam tim putra dan putri lolos melalui kualifikasi, ditambah empat tim peringkat dunia terbaik, tuan rumah Perancis, serta tim berperingkat dunia tertinggi dari kontinental yang belum terwakili. Dua tim yang lolos melalui konsep ini ialah tim putra Mesir dan tim putri Kenya.
Adapun sepak bola melangsungkan kualifikasi di tiap benua melalu ajang Piala Kontinental U-23. Tim Indonesia U-23 nyaris lolos ke Paris melalui kualifikasi setelah melaju ke empat besar Piala Asia U-23. Sayang, tim asuhan Pelatih Shin Tae-yong ini tiga kali gagal memanfaatkan peluang, yakni pada laga semifinal, laga perebutan posisi ketiga, serta laga playoff melawan tim peringkat keempat Afrika, yakni Guinea.
Baca juga: Tumbang dari Guinea, Asa Indonesia U-23 ke Olimpiade Paris Pupus
Cara apa pun yang ditempuh, setiap negara anggota IOC akan memiliki wakil yang tampil di Olimpiade. Sebagai pesta olahraga terbesar di dunia, sudah pada tempatnya jika semua negara diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berlaga di Olimpiade. Seperti pernyataan Bapak Olimpiade Modern Baron Pierre de Coubertin yang menjadi kredo Gerakan Olimpiade, ”Yang terpenting di Olimpiade bukanlah kemenangan, tetapi berpartisipasi. Sama seperti hal terpenting dalam hidup bukanlah meraih kejayaan, tetapi berjuang sebaik-baiknya.”
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengalaman pengguna adalah desain antarmuka. SBO TV memiliki antarmuka yang intuitif dan mudah digunakan. Desainnya yang bersih dan terorganisir dengan baik memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menemukan pertandingan yang ingin mereka tonton.
MENGAPA HARUS SIARAN LANGSUNG SEPAK BOLA DI JALALIVE?
JalaLive Berkomunikasilah dengan host cantik, analisis pertandingan terbaru bersama host handal!
Nikmati Layanan Siaran Olahraga Secara HD dan Gratis di Tangan Anda Melalui JalaLive
Pengguna ponsel dapat meraih kupon hadiah spesial. Segera scan kode untuk mengunduh!
Jalalive kami menyediakan siaran langsung dengan kualitas grafis apik, lancar jaya tanpa gangguan! kami terus meningkatkan layanan untuk anda, selamat menonton!
Jala Live menawarkan pengalaman yang unik dan menarik bagi penonton dengan fitur-fitur canggih dan kualitas siaran yang jernih. Tidak hanya itu, platform ini juga menyediakan berbagai pilihan kanal siaran yang dapat disesuaikan dengan preferensi Anda.
JDengan kata lain, Jala Live memberikan kemudahan dan fleksibilitas untuk menikmati pertandingan sepak bola favorit Anda tanpa perlu meninggalkan kenyamanan rumah Anda.